Demi Masa Sesungguhnya
manusia dalam kerugian. Era by era old by old
terjadinya
tingkah bertingkah, rasa syurukur yang mins tingkat serakah yang kuat, pahap
materialisme yang jadi utama bahakan dianggap nilai-nilai kebendaan yang
berharga semisal uang jadi tuhan baru. Manusia luput, manusia lupa, tidak
berperasa, tidak peduli, tak mau tahu, mau lontong, kejam, harta tahta dan
wanita yang utama, egoismen, songong berlebih, kurang rasa respek, memilih
berhianat, pemahamana yang dangkal akan pengetahuan dan aplikasinya, cuek
bebek, membuat kerusakan dimuka bumi tambang batu bara di kalimantan,
pembuangan limbah pabrik sembarang, penggundulan hutan sebagai tempat
meresapnya air hujan mengakibatkan banjir bandang, menyakiti diri-sendiri,
tidak percaya diri, psimis, mengeluh-sambat, menghancurkan, membunuh, mencaci,
memaki, mengumpat, berkelahi, rasis, nakjis tralala, jahil juhala, dst
Kecuali orang-orang
yang beriman dan beramal saleh. Tetap meninggalkan belang bagi macan,
gading bagi gajah, aktivitas baik yang dikenang, berkesan berkesinambungan,
menginspirasi, menyenangkan, membahagiakan bagi manusia. Berupa ide, gagasan,
hikmah, kebijaksanaan, keadilan, motivasi, cinta, loyalitas, kesetiaan, buku –
tulisan berharga, teladan terpuji, jujur, pintar, menyampaikan, bisa dipercaya,
taqwa, ghiroh, tawadduk, konsisten-istiqomah, konsentrasi-khusu’, komitmen.
Dan nasehat menasehati
dalam kebenaran dan menetapi kesabaran. Sampaikan walau se-ayat, kebenaran
sampaikan walau pahit, selemah-lemahnya iman adalah menyalahkan dengan suatu
kejadian kemungkaran dengan hati. Jujur tidak membuatmu rugi dan bohong juga
tidak menambah keuntungan buatmu, yang hak harus di tegakkan yang bathil harus di
singkirkan. Teori kebenaran dengan penginderaan dan penalaran sebagai daya tangkap
manusia berupa pemakaian panca indera mulai mata-untuk melihat sampai di proses
di otak sebagai memori di kombinasikan, di machingkan dengan berbagai data dan
infomasi hasil pembelajaran, pengalaman, nilai-nilai yang dianut, pengelolaan
emosi, penguasaan spiritual dan tingkat itelegensia yang bergabung menjadi satu
sehigga melahirkan kalam di uraikan menjadi filsapat diteruskan menjadi
falsafah sampai menjadi teori dan menjadi panduang pegangan bagi khalayak
sehingga asupan-asupan tersebut menjadi doktrin terdogma dalam diri menyatu dalam
jiwa, mempengaruhi dalam setiap gerak, tindak dan tingkah laku dan tata-kerama
tertuang dalam ucap, terlaksana dalam tindak dan berujung pada hasil perbuatan
atau karya baik itu baik maupun buruk dimana setelah mendapat feed back di
lanjutkan dengan rencana tindak lanjut berdasa evaluasi dan konsultasi. Tetap lah
sabar terhadap setiap coba dan kenikmatan yang diterima.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar