Bismillahir-Rahmaanir-Rahim …
Gaza, itulah nama hamparan tanah
yang luasnya tidak lebih dari 360 km persegi. Berada di Palestina Selatan,
“terjepit” di antara tanah yang dikuasai penjajah Zionis Israel, Mesir, dan
laut Mediterania, serta dikepung dengan tembok di sepanjang daratannya. Sudah
lama Israel “bernafsu” menguasai wilayah ini. Namun, jangankan menguasai, untuk
bisa masuk ke dalamnya saja Israel sangat kesulitan. Sudah banyak cara yang
mereka lakukan untuk menundukkan kota kecil ini. Blokade rapat yang membuat
rakyat Gaza kesulitan memperoleh bahan makanan, obat-obatan, dan energi, telah
dilakukan sejak 2006 hingga kini. Namun, penduduk Gaza tetap bertahan, bahkan
perlawanan Gaza atas penjajahan Zionis semakin menguat. Akhirnya Israel
melakukan serangan “habis-habisan” ke wilayah ini sejak 27 Desember 2008 hingga
18 Januari 2009. Mereka “mengguyurkan” ratusan ton bom dan mengerahkan semua
kekuatan hingga pasukan cadangannya. Namun, sekali lagi, negara yang tergolong
memiliki militer terkuat di dunia ini harus mundur dari Gaza. Di atas kertas,
kemampuan senjata AK 47, roket anti tank RPG, ranjau, serta beberapa jenis
roket buatan lokal yang biasa dipakai para mujahidin Palestina, tidak akan
mampu menghadapi pasukan Israel yang didukung tank Merkava yang dikenal
terhebat di dunia. Apalagi menghadapi pesawat tempur canggih F-16, heli tempur
Apache, serta ribuan ton “bom canggih” buatan Amerika Serikat. Akan tetapi di
sana ada “kekuatan lain” yang membuat para mujahidin mampu membuat “kaum
penjajah” itu hengkang dari Gaza dengan muka tertunduk, walau hanya dengan
berbekal senjata-senjata kuno. Itulah pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala
yang diberikan kepada para pejuangnya yang taat dan ikhlas. Kisah tentang
munculnya “pasukan lain” yang ikut bertempur bersama para mujahidin, semerbak
harum jasad para syuhada, serta beberapa “peristiwa aneh” lainnya selama
pertempuran, telah beredar di kalangan masyarakat Gaza, ditulis para jurnalis,
bahkan disiarkan para khatib Palestina di khutbah-khutbah Jumat mereka. Berikut
ini adalah rangkuman “kisah-kisah ajaib” tersebut dari berbagai sumber untuk
kita ingat dan renungkan. Pasukan “Berseragam Putih” di Gaza … Ada “pasukan lain”
membantu para mujahidin Palestina. Pasukan Israel sendiri mengakui adanya
pasukan berseragam putih itu. Suatu hari di penghujung Januari 2009, sebuah
rumah milik keluarga Dardunah yang berada di antara Jabal Al Kasyif dan Jabal
Ar Rais, tepatnya di jalan Al Qaram, didatangi oleh sekelompok pasukan Israel.
Seluruh anggota keluarga diperintahkan duduk di sebuah ruangan. Salah satu anak
laki-laki diinterogasi mengenai ciri-ciri para pejuang al-Qassam. Saat
diinterogasi, sebagaimana ditulis situs Filisthin Al Aan (25/1/2009), mengutip
cerita seorang mujahidin al-Qassam, laki-laki itu menjawab dengan jujur bahwa
para pejuang al-Qassam mengenakan baju hitam-hitam. Akan tetapi tentara itu
malah marah dan memukulnya hingga laki-laki malang itu pingsan. Selama tiga
hari berturut-turut, setiap ditanya, laki-laki itu menjawab bahwa para pejuang
al-Qassam memakai seragam hitam. Akhirnya, tentara itu naik pitam dan
mengatakan dengan keras, “Wahai pembohong! Mereka itu berseragam putih!” Cerita
lain yang disampaikan penduduk Palestina di situs milik Brigade Izzuddin
al-Qassam, Multaqa al-Qasami, juga menyebutkan adanya “pasukan lain” yang tidak
dikenal. Awalnya, sebuah ambulan dihentikan oleh sekelompok pasukan Israel.
Sopirnya ditanya apakah dia berasal dari kelompok Hamas atau Fatah? Sopir
malang itu menjawab, “Saya bukan kelompok mana-mana. Saya cuma sopir ambulan.”
Akan tetapi tentara Israel itu masih bertanya, “Pasukan yang berpakaian
putih-putih dibelakangmu tadi, masuk kelompok mana?” Si sopir pun kebingungan,
karena ia tidak melihat seorangpun yang berada di belakangnya. “Saya tidak
tahu,” jawaban satu-satunya yang ia miliki. Cerita mengenai “pasukan tidak
dikenal” juga datang dari seorang penduduk rumah susun wilayah Tal Islam yang
handak mengungsi bersama keluarganya untuk menyelamatkan diri dari serangan
Israel. Di tangga rumah ia melihat beberapa pejuang menangis.” Kenapa kalian
menangis?” tanyanya. “Kami menangis bukan karena khawatir keadaan diri kami
atau takut dari musuh. Kami menangis karena bukan kami yang bertempur. Di sana
ada kelompok lain yang bertempur memporak-porandakan musuh, dan kami tidak tahu
dari mana mereka datang,” jawabnya. Saksi Serdadu Israel … Cerita tentang
“serdadu berseragam putih” tak hanya diungkap oleh mujahidin Palestina atau
warga Gaza. Beberapa personel pasukan Israel sendiri menyatakan hal serupa.
Situs al-Qassam memberitakan bahwa TV Channel 10 milik Israel telah menyiarkan
seorang anggota pasukan yang ikut serta dalam pertempuran Gaza dan kembali
dalam keadaan buta. “Ketika saya berada di Gaza, seorang tentara berpakaian
putih mendatangi saya dan menaburkan pasir di mata saya, hingga saat itu juga
saya buta,” kata anggota pasukan ini. Di tempat lain ada serdadu Israel yang
mengatakan mereka pernah berhadapan dengan “hantu”. Mereka tidak diketahui dari
mana asalnya, kapan munculnya, dan ke mana menghilangnya. Masih dari Channel
10, seorang tentara Israel lainnya mengatakan, “Kami berhadapan dengan pasukan
berbaju putih-putih dengan jenggot panjang. Kami tembak dengan senjata, akan tetapi
mereka tidak mati.” Cerita ini menggelitik banyak pemirsa. Mereka bertanya
kepada Channel 10, siapa sebenarnya pasukan berseragam putih itu? Apakah
pasukan berbaju putih itu adalah MALAIKAT bantuan Allah, sebagaimana Allah
telah membantu dalam perang Badar dalam Al-Qur’an? “(Ingatlah), ketika kamu
memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu:
“Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu dengan seribu
malaikat yang datang berturut-turut”. (QS. 8 : 9) Suara Tak Bersumber … Ada
lagi kisah karamah mujahidin yang kali ini disebutkan oleh khatib masjid
Izzuddin Al Qassam di wilayah Nashirat Gaza yang telah ditayangkan oleh TV
channel Al Quds, yang juga ditulis oleh Dr Aburrahman Al Jamal di situs Al
Qassam dengan judul Ayaat Ar Rahman fi Jihad Al Furqan (Ayat-ayat Allah dalam
Jihad Al Furqan). Sang khatib bercerita, seorang pejuang telah menanam sebuah
ranjau yang telah disiapkan untuk menyambut pasukan Zionis yang melalui jalan
tersebut. “Saya telah menanam sebuah ranjau. Saya kemudian melihat sebuah
helikopter menurunkan sejumlah besar pasukan disertai tank-tank yang beriringan
menuju jalan tempat saya menanam ranjau,” kata pejuang tadi. Akhirnya, sang
pejuang memutuskan untuk kembali ke markas karena mengira ranjau itu tidak akan
bekerja optimal. Maklum, jumlah musuh amat banyak. Akan tetapi, sebelum
beranjak meninggalkan lokasi, pejuang itu mendengar suara “Utsbut,
tsabatkallah” yang maknanya kurang lebih, “tetaplah di tempat maka Allah
menguatkanmu.” Ucapan itu ia dengar berulang-ulang sebanyak tiga kali. “Saya
mencari sekeliling untuk mengetahui siapa yang mengatakan hal itu kapada saya.
Akan tetapi saya malah terkejut, karena tidak ada seorang pun yang bersama
saya,” ucap mujahidin itu, sebagaimana ditirukan sang khatib. Akhirnya sang
mujahid memutuskan untuk tetap berada di lokasi. Ketika sebuah tank melewati
ranjau yang tertanam, sesuatu yang “ajaib” terjadi. Ranjau itu justru meledak
amat dahsyat. Tank yang berada di dekatnya langsung hancur. Banyak serdadu
Israel meninggal seketika. Sebagian dari mereka harus diangkut oleh helikopter.
“Sedangkan saya sendiri dalam keadaan selamat,” kata mujahid itu lagi, melalui
lidah khatib. Cerita yang disampaikan oleh seorang penulis Mesir, Hisyam
Hilali, dalam situs alraesryoon.com, ikut mendukung kisah-kisah sebelumnya. Abu
Mujahid, salah seorang pejuang yang melakukan ribath (berjaga) mengatakan,
“Ketika saya mengamati gerakan tank-tank di perbatasan kota, dan tidak ada
seorang pun di sekitar, akan tetapi saya mendengar suara orang yang bertasbih
dan beritighfar. Saya berkali-kali mencoba untuk memastikan asal suara itu,
akhirnya saya memastikan bahwa suara itu tidak keluar kecuali dari bebatuan dan
pasir.” Sudah Meledak, Ranjau Masih Utuh … Sebuah kejadian “aneh” terjadi di
Gaza Selatan, tepatnya di daerah AI Maghraqah. Saat itu para mujahidin sedang
memasang ranjau. Di saat mengulur kabel, tiba-tiba sebuah pesawat mata-mata
Israel memergoki mereka. Bom pun langsung jatuh ke lokasi itu. Untunglah para
mujahidin selamat. Namun, kabel pengubung ranjau dan pemicu yang tadi hendak
disambung menjadi terputus. Tidak ada kesempatan lagi untuk menyambungnya,
karena pesawat masih berputar-putar di atas. Tak lama kemudian, beberapa tank
Israel mendekati lokasi di mana ranjau-ranjau tersebut ditanam. Tak sekadar
lewat, tank-tank itu malah berhenti tepat di atas peledak yang sudah tak
berfungsi itu. Apa daya, kaum Mujahidin tak bisa berbuat apa-apa. Kabel ranjau
jelas tak mungkin disambung, sementara tank-tank Israel telah berkumpul persis
di atas ranjau. Mereka merasa amat sedih, bahkan ada yang menangis ketika
melihat pemandangan itu. Sebagian yang lain berdoa, “allahumma kama lam
tumakkinna minhum, allahumma la tumakkin lahum,” yang maknanya, “Ya Allah,
sebagaimana engkau tidak memberikan kesempatan kami menghadapi mereka,
jadikanlah mereka juga tidak memiliki kesempatan serupa.” Tiba-tiba, ketika
fajar tiba, terjadilah keajaiban. Terdengar ledakan dahsyat persis di lokasi
penanaman ranjau yang tadinya tak berfungsi. Setelah Tentara Israel pergi
dengan membawa kerugian akibat ledakan lersebut, para mujahidin segera melihal
lokasi ledakan. Sungguh aneh, ternyata seluruh ranjau yang telah mereka tanam
itu masih utuh. Dari mana datangnva ledakan? Wallahu a’lam. Masih dari wilayah
Al Maghraqah. Saat pasukan Israel menembakkan artileri ke salah satu rumah,
hingga rumah itu terbakar dan api menjalar ke rumah sebelahnya, para mujahidin
dihinggapi rasa khawatir jika api itu semakin tak terkendali. Seorang dari
mujahidin itu lalu berdoa, “Wahai Dzat yang merubah api menjadi dingin dan
tidak membahayakan untuk Ibrahim, padamkanlah api itu dengan kekuatan-Mu.”
Maka, tidak lebih dari tiga menit, api pun padam. Para mujahidin menangis
terharu karena mereka merasa Allah Subhanuhu wa Ta’ala (SWT) telah memberi pertolongan
dengan terkabulnya doa mereka dengan segera. Merpati dan Anjing … Di saat para
mujahidin terjepit, hewan-hewan dan alam tiba-tiba ikut membantu, bahkan
menjelma menjadi sesuatu yang menakutkan. Seorang mujahid Palestina menuturkan
“kisah aneh” lainnya kepada situs Filithin Al Aan (25/1/ 2009). Saat bertugas
di wilayah Jabal Ar Rais, sang mujahid melihat seekor merpati terbang dengan
suara melengking, yang melintas sebelum rudal-rudal Israel berjatuhan di
wilayah itu. Para mujahidin yang juga melihat merpati itu langsung menangkap
adanya isyarat yang ingin disampaikan sang merpati. Begitu merpati itu
melintas, para mujahidin langsung berlindung di tempat persembunyian mereka.
Ternyata dugaan mereka benar. Selang beberapa saat kemudian bom-bom Israel
datang menghujan. Para mujahidin itu pun selamat. Adalagi “cerita keajaiban”
mengenai seekor anjing, sebagaimana diberitakan situs Filithin Al Aan. Suatu
hari, tatkala sekumpulan mujahidin Al Qassam melakukan ribath di front pada
tengah malam, tiba-tiba muncul seekor anjing militer Israel jenis doberman.
Anjing itu kelihatannya memang dilatih khusus untuk membantu pasukan Israel
menemukan tempat penyimpanan senjata dan persembunyian para mujahidin. Anjing
besar ini mendekat dengan menampakkan sikap tidak bersahabat. Salah seorang
mujahidin kemudian mendekati anjing itu dan berkata kepadanya, “Kami adalah
para mujahidin di jalan Allah dan kami diperintahkan untuk tetap berada di
tempat ini. Karena itu, menjauhlah dari kami, dan jangan menimbulkan masalah untuk
kami.” Setelah itu, si anjing duduk dengan dua tangannya dijulurkan ke depan
dan diam. Akhirnya, seorang mujahidin yang lain mendekatinya dan memberinya
beberapa korma. Dengan tenang anjing itu memakan korma itu, lalu beranjak
pergi. Kabut pun Ikut Membantu … Ada pula kisah menarik yang disampaikan oleh
komandan lapangan Al Qassam di kamp pengungsian Nashirat, langsung setelah usai
shalat dhuhur di masjid Al Qassam (17/1/2009). Saat itu sekelompok mujahidin
yang melakukan ribath di Tal Ajul terkepung oleh tank-tank Israel dan pasukan
khusus mereka. Dari atas, pesawat mata-mata terus mengawasi. Di saat posisi
para mujahidin terjepit, kabut tebal tiba-tiba turun di malam itu. Kabut itu
telah menutupi pandangan mata tentara Israel dan membantu pasukan mujahidin
keluar dari kepungan. Kasus serupa diceritakan oleh Abu Ubaidah. salah satu
pemimpin lapangan Al Qassam, sebagaimana ditulis situs almesryoon.com (sudah
tidak bisa diakses lagi). la bercerita bagaimana kabut tebal tiba-tiba turun
dan membatu para mujahidin untuk melakukan serangan. Awalnya, pasukan
mujahiddin tengah menunggu waktu yang tepat untuk mendekati tank-tank tentara
Israel guna meledakkannya. “Tak lupa kami berdoa kepada Allah agar dimudahkan
untuk melakukan serangan ini,” kata Abu Ubaidah. Tiba-tiba turunlah kabut tebal
di tempat tersebut. Pasukan mujahidin segera bergerak menyelinap di antara
tank-tank, menanam ranjau-ranjau di dekatnya, dan segera meninggalkan lokasi
tanpa diketahui pesawat mata-mata yang memenuhi langit Gaza, atau oleh pasukan
infantri Israel yang berada di sekitar kendaraan militer itu. Lima tentara
Israel tewas di tempat dan puluhan lainnya luka-luka setelah ranjau-ranjau itu
meledak. Karena kekejaman zionis yahudi, semua makhluk Allah melawannya, Maha
benar sabda Rasulullah SAW dalam haditsnya: Tidak akan terjadi hari kiamat,
hingga muslimin memerangi Yahudi. Orang-orang Islam membunuh Yahudi sampai
Yahudi bersembunyi di balik batu dan pohon. Namun batu atau pohon berkata,
“Wahai muslim, wahai hamba Allah, inilah Yahudi di belakangku, kemarilah dan
bunuh saja. Kecuali pohon Gharqad (yang tidak demikian), karena termasuk pohon
Yahudi.” (HR Muslim dalam Shahih Jami’ Ash-shaghir no. 7427) “Maka (yang
sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allahlah yang membunuh
mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi Allah-lah
yang melempar. (Allah berbuat demikian untuk membinasakan mereka) dan untuk
memberi kemenangan kepada orang-orang mu’min, dengan kemenangan yang baik.
Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Itulah (karunia Allah
yang dilimpahkan kepadamu), dan sesungguhnya Allah melemahkan tipu daya
orang-orang yang kafir.” (QS 8: 17-18) Selamat Dengan Al-Qur’an … Cerita ini
bermula ketika salah seorang pejuang yang menderita luka memasuki rumah sakit
As Syifa’. Seorang dokter yang memeriksanya kaget ketika mengetahui ada
sepotong proyektil peluru bersarang di saku pejuang tersebut. Yang membuat ia
sangat kaget adalah timah panas itu gagal menembus jantung sang pejuang karena
terhalang oleh sebuah buku doa dan mushaf Al-Qur’an yang selalu berada di saku
sang pejuang. Buku kumpulun doa itu berlobang, namun hanya sampul muka mushaf
itu saja yang rusak, sedangkan proyektil sendiri bentuknya sudah “berantakan”.
Kisah ini disaksikan sendiri oleh Dr Hisam Az Zaghah, dan diceritakannya saat
Festival Ikatan Dokter Yordan sebagaimana ditulis situs partai Al Ikhwan Al
Muslimun (23/1/2009). Dr. Hisam juga memperlihatkan bukti berupa sebuah
proyektil peluru, mushaf Al-Qur’an, serta buku kumpulan doa-doa berjudul
Hishnul Muslim yang menahan peluru tersebut. Abu Ahid, imam Masjid An-Nur di
Hay As Syeikh Ridzwan, juga punya kisah menarik. Sebelumnya, Israel telah
menembakkan 3 rudalnya ke masjid itu hingga tidak tersisa kecuali hanya
puing-puing bangunan. “Akan tetapi mushaf-mushaf Al-Qur’an tetap berada di
tampatnya dan tidak tersentuh apa-apa,” ucapnya seraya tak henti bertasbih.
“Kami temui beberapa mushaf yang terbuka tepat di ayat-ayat yang mengabarkan
tentang kemenangan dan kesabaran, seperti firman Allah, “Dan Kami pasti akan
menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan
buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar,
yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka berkata, ‘sesungguhnya
kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali,’ (Al-Baqarah [2]: 155-156).”
jelas Abu Ahid sebagaimana dikutip Islam Online (15/1/2009). Harum Jasad Para
Syuhada … Abdullah As Shani adalah anggota kesatuan sniper (penembak jitu)
al-Qassam yang menjadi sasaran rudal pesawat F-16 Israel ketika sedang berada
di pos keamanan di Nashirat, Gaza. Jasad komandan lapangan al-Qassam dan
pengawal khusus para tokoh Hamas ini “hilang” setelah terkena rudal. Selama dua
hari jasad tersebut dicari, ternyata sudah hancur tak tersisa kecuali serpihan
kepala dan dagunya. Serpihan-serpihan tubuh itu kemudian dikumpulkan dan dibawa
pulang ke rumah oleh keluarganya untuk dimakamkan. Sebelum dikebumikan,
sebagaimana dirilis situs syiria-aleppo.com (24/1/2009), serpihan jasad
tersebut sempat disemayamkan di sebuah ruangan di rumah keluarganya. Beberapa
lama kemudian, mendadak muncul bau harum misk dari ruangan penyimpanan serpihan
tubuh tadi. Keluarga Abdullah As Shani’ terkejut lalu memberitahukan kepada
orang-orang yang mengenal sang pejuang yang memiliki kuniyah (julukan) Abu
Hamzah ini. Lalu, puluhan orang ramai-ramai mendatangi rumah tersebut untuk
mencium bau harum yang berasal dari serpihan-serpihan tubuh yang diletakkan
dalam sebuah kantong plastik. Bahkan, menurut pihak keluarga, 20 hari setelah
wafatnya pria yang tak suka menampakkan amalan-amalannya ini, bau harum itu
kembali semerbak memenuhi rungan yang sama. Cerita yang sama terjadi juga pada
jenazah Musa Hasan Abu Nar, mujahid Al Qassam yang juga syahid karena serangan
udara Israel di Nashiriyah. Dr Abdurrahman Al Jamal, penulis yang bermukim di
Gaza, ikut mencium bau harum dari sepotong kain yang terkena darah Musa Hasan
Abu Nar. Walau kain itu telah dicuci berkali-kali, bau itu tetap semerbak.
Ketua Partai Amal Mesir, Majdi Ahmad Husain, menyaksikan sendiri harumnya
jenazah para syuhada. Sebagaimana dilansir situs Al Quds Al Arabi (19/1/2009),
saat masih berada di Gaza, ia menyampaikan, “Saya telah mengunjungi sebagian
besar kota dan desa-desa. Saya ingin melihat bangunan-bangunan yang hancur
karena serangan Israel. Percayalah, bahwa saya mencium bau harumnya para
syuhada.” Dua Pekan Wafat, Darah Tetap Mengalir … Yasir Ali Ukasyah sengaja
pergi ke Gaza dalam rangka bergabung dengan sayap milisi pejuang Hamas, Brigade
Izzuddin al-Qassam. Ia meninggalkan Mesir setelah gerbang Rafah, yang
menghubungkan Mesir-Gaza, terbuka beberapa bulan lalu. Sebelumnya, pemuda yang
gemar menghafal Al-Qur’an ini sempat mengikuti wisuda huffadz (para penghafal)
Al-Qur’an di Gaza dan bergabung dengan para mujahidin untuk memperoleh
pelatihan militer. Sebelum masuk Gaza, di pertemuan akhir dengan salah satu
sahabatnya di Rafah, ia meminta didoakan agar memperoleh kesyahidan. Untung tak
dapat ditolak, malang tak dapat diraih, di bumi jihad Gaza, ia telah memperoleh
apa yang ia cita-citakan. Yasir syahid dalam sebuah pertempuran dengan pasukan
Israel di kamp pengungsian Jabaliya. Karena kondisi medan, jasadnya baru bisa
dievakuasi setelah dua pekan wafatnya di medan pertempuran tersebut. Walau
sudah dua pekan meninggal, para pejuang yang ikut serta melakukan evakuasi
menyaksikan bahwa darah segar pemuda berumur 21 tahun itu masih mengalir dan
fisiknya tidak rusak. Kondisinya mirip seperti orang yang sedang tertidur.
Sebelum syahid, para pejuang pernah menawarkan kepadanya untuk menikah dengan
salah satu gadis Palestina, namun ia menolak. “Saya meninggalkan keluarga dan
tanah air dikarenakan hal yang lebih besar dari itu,” jawabnya. Kabar tentang
kondisi jenazah pemuda yang memiliki kuniyah Abu Hamzah beredar di kalangan
penduduk Gaza. Para khatib juga menjadikannya sebagai bahan khutbah Jumat
mereka atas tanda-tanda keajaiban perang Gaza. Cerita ini juga dimuat oleh Arab
Times (7/2/ 2009) Terbunuh 1.000, Lahir 3.000 … Hilang seribu, tumbuh tiga
ribu. Sepertinya, ungkapan ini cocok disematkan kepada penduduk Gaza. Kesedihan
rakyat Gaza atas hilangnya nyawa 1.412 putra putrinya, terobati dengan lahirnya
3.700 bayi selama 22 hari gempuran Israel terhadap kota kecil ini. Hamam
Nisman, Direktur Dinas Hubungan Sosial dalam Kementerian Kesehatan pemerintahan
Gaza menyatakan bahwa dalam 22 hari 3.700 bayi lahir di Gaza. “Mereka lahir
antara tanggal 27 Desember 2008 hingga 17 Januari 2009, ketika Israel melakukan
serangan yang menyebabkan meninggalnya 1.412 rakyat Gaza, yang mayoritas wanita
dan anak-anak,” katanya. Bulan Januari tercatat sebagai angka kelahiran
tertinggi dibanding bulan-bulan sebelumnya. Setiap tahun 50 ribu kasus
kelahiran tercatat di Gaza. Dan, dalam satu bulan tercatat 3.000 hingga 4.000
kelahiran. Akan tetapi di masa serangan Israel 22 hari, kami mencatat 3.700
kelahiran dan pada sisa bulan Januari tercatat 1.300 kelahiran. Berarti dalam
bulan Januari terjadi peningkatan kelahiran hingga 1.000 kasus. Rasio antara
kematian dan kelahiran di Gaza memang tidak sama. Angka kelahiran, jelasnya
lagi, mencapai 50 ribu tiap tahun, sedang kematian mencapai 5 ribu. “Israel
sengaja membunuh para wanita dan anak-anak untuk menghapus masa depan Gaza.
Sebanyak 440 anak-anak dan 110 wanita telah dibunuh dan 2.000 anak serta 1.000
wanita mengalami luka-luka.” – Dari berbagai sumber – *** Semoga kita dapat
mengambil pengetahuan yang bermanfaat dan bernilai ibadah … Wahdah Islamiyah | Dipersilahkan menyebarkan konten website ini tanpa
perlu izin, dengan tetap menyertakan sumber.
Sumber Tulisan: http://wahdah.or.id/kisah-nyata-keajaiban-keajaiban-di-jalur-gaza/
Sumber Tulisan: http://wahdah.or.id/kisah-nyata-keajaiban-keajaiban-di-jalur-gaza/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar