musik

Senin, 17 November 2014

Al-Ashr



Demi Masa Sesungguhnya manusia dalam kerugian. Era by era old by old 

terjadinya tingkah bertingkah, rasa syurukur yang mins tingkat serakah yang kuat, pahap materialisme yang jadi utama bahakan dianggap nilai-nilai kebendaan yang berharga semisal uang jadi tuhan baru. Manusia luput, manusia lupa, tidak berperasa, tidak peduli, tak mau tahu, mau lontong, kejam, harta tahta dan wanita yang utama, egoismen, songong berlebih, kurang rasa respek, memilih berhianat, pemahamana yang dangkal akan pengetahuan dan aplikasinya, cuek bebek, membuat kerusakan dimuka bumi tambang batu bara di kalimantan, pembuangan limbah pabrik sembarang, penggundulan hutan sebagai tempat meresapnya air hujan mengakibatkan banjir bandang, menyakiti diri-sendiri, tidak percaya diri, psimis, mengeluh-sambat, menghancurkan, membunuh, mencaci, memaki, mengumpat, berkelahi, rasis, nakjis tralala, jahil juhala, dst


Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh. Tetap meninggalkan belang bagi macan, gading bagi gajah, aktivitas baik yang dikenang, berkesan berkesinambungan, menginspirasi, menyenangkan, membahagiakan bagi manusia. Berupa ide, gagasan, hikmah, kebijaksanaan, keadilan, motivasi, cinta, loyalitas, kesetiaan, buku – tulisan berharga, teladan terpuji, jujur, pintar, menyampaikan, bisa dipercaya, taqwa, ghiroh, tawadduk, konsisten-istiqomah, konsentrasi-khusu’,  komitmen.  
Dan nasehat menasehati dalam kebenaran dan menetapi kesabaran. Sampaikan walau se-ayat, kebenaran sampaikan walau pahit, selemah-lemahnya iman adalah menyalahkan dengan suatu kejadian kemungkaran dengan hati. Jujur tidak membuatmu rugi dan bohong juga tidak menambah keuntungan buatmu, yang hak harus di tegakkan yang bathil harus di singkirkan. Teori kebenaran dengan penginderaan dan penalaran sebagai daya tangkap manusia berupa pemakaian panca indera mulai mata-untuk melihat sampai di proses di otak sebagai memori di kombinasikan, di machingkan dengan berbagai data dan infomasi hasil pembelajaran, pengalaman, nilai-nilai yang dianut, pengelolaan emosi, penguasaan spiritual dan tingkat itelegensia yang bergabung menjadi satu sehigga melahirkan kalam di uraikan menjadi filsapat diteruskan menjadi falsafah sampai menjadi teori dan menjadi panduang pegangan bagi khalayak sehingga asupan-asupan tersebut menjadi doktrin terdogma dalam diri menyatu dalam jiwa, mempengaruhi dalam setiap gerak, tindak dan tingkah laku dan tata-kerama tertuang dalam ucap, terlaksana dalam tindak dan berujung pada hasil perbuatan atau karya baik itu baik maupun buruk dimana setelah mendapat feed back di lanjutkan dengan rencana tindak lanjut berdasa evaluasi dan konsultasi. Tetap lah sabar terhadap setiap coba dan kenikmatan yang diterima.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar